Kamis, 23 Oktober 2014

Drama Natal

Drama Natal
Judul : Kelahiran Tuhan Yesus
Diambil dari : Lukas 2 : 1-20 dan Matius 2 : 1-15

Adegan 1
Tempat : Rumah Penginapan
Narator : Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria.  Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.  Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem,  —  karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud  — supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung.
Maria :   Dimanakah kita akan menginap malam ini, sedangkan tidak ada lagi tempat lagi disini? Perutku sudah terasa sakit!
Yusuf :   Bersabarlah! Aku akan berusah mencari tempat untuk kita bisa menginap malam ini.
Narator : Yusuf terus mencari tempat untu menginap, namun rumah penginapan telah penuh, yang tersedia hanyalah sebuah kandang domba yang kotor dan tempat itulah yusuf dan maria beristirahat.

Adegan 2
Tempat : Kandang Domba
Yusuf : Maafkan aku karena aku tidak mendapat tempat yang layak untuk kita.
Maria : Tidak apa-apa yang penting kita bisa beristirahat sekarang
Narator : Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan.

Adegan 3
Tempat : Padang
Narator : Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.
Malaikat (1): Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.
Narrator : Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah.
Bala tentara sorga : Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.
Gembala (1) : Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.
Narrator : Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.  Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu.
Gembala (2) : Terpujilah Tuhan yang Maha Kudus dan kasihNYA tak pernah berkesudahan yang telah mengijinkan kami menyaksikan betapa mulia kasihNya dan anugerahNya yang sangat besar.
Narator : Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka.

Adegan 4
Tempat : Istana Herodes
Narrator : Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
Orang majus (1) : Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
Narrator : Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.
Herodes : Aku telah mendengar tentang seorang Raja yang baru dilahirkan, apakah itu benar? Dan dimanakah Ia dilahirkan?
Ahli Taurat : Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi:
Imam Kepala : Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.
Narrator : Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem.
Herodes : Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia.
Narrator : Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.
Orang Majus (2) : Lihatlah bintang itu, sepertinya kita sudah dekat dengan Raja yang baru dilahirkan itu.
Narrator : Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
Orang majus (3): Kami adalh orang majus yang datang dari jauh untuk menyembah Raja kami dan kami ingin mempersembahkan harta kami kepadaNya.
Narrator : Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.

Adegan 5
Tempat : Kandang Domba
Narrator : Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi
Malaikat : Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia."
Narrator : Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati.
Yusuf : Ayo, kita pergi ke Mesir! Karena seorang melaikat Tuhan muncul dan memberitahukan kepadaku bahwa Herodes mencari Anak itu untuk dibunuh.
Maria : Baiklah!




By : Mery Maniaweng

Senin, 22 September 2014

Renungan (Kekristenan Yang Benar)

Minggu, 21 September 2014



“ …sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah, …” (Kolose 1:10)

Kata “Kristen” sebutan untuk para pengikut Kristus atau bisa disebut juga orang-orang yang mengikuti teladan Kristus. Pada  saat sekarang ini, banyak orang mengaku bahwa mereka adalah orang Kristen, tapi tingkah laku dan perbuatan mereka jauh dari apa yang telah difirmankan oleh Tuhan.

Dalam ayat ini (Kolose 1 : 10) kita akan pelajari 3 ciri “Kekristenan Yang Benar” , yaitu :

1.       Hidup layak dan berkenan kepadaNya
”…sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal ,…” (Kolose 1:10a)
Mengapa kita harus hidup layak dihadapan Tuhan?
-          Karena kita berasal dari Allah
-          Karena kita telah ditebus dengan darah yang sangat mahal
-          Kristus telah menjadi penghubung antara manusia dengan Allah
Pada dasarnya kita semua adalah manusia yang berdosa tapi karena kasih dan pengorbananNya kita diselamatkan. Kita  ditebus dengan darah yang mahal, apa yang kita lakukan? Dalam firman ini dikatakan kita harus hidup layak dan berkenan kepada Tuhan.

2.       Bertumbuh dalam kebenaran akan Tuhan
“… dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah, …” (Kolose 1:10c)
Bertumbuh berarti adanya peningkatan dalam kehidupan Kristen. Bagaimana cara kita bertumbuh dalam Tuhan adalah kita harus selalu merenungkan Firman Tuhan dan setia pada pelayanan-pelayanan yang Tuhan sudah amanatkan kepada kita dari hal rohani kita dapat bertumbuh.

3.      Memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik
“… kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik…”
Kita harus mengedepankan Tuhan dalam segala pekerjaan kita. Dalam alkitab ada 4 buah yang harus dihasilkan oleh para pengikut Kristus, yaitu
-          Buah Pertobatan (Matius 3:8)
-          Buah  Kebaikan (Efesus 5:9)
-          Buah Roh Kudus (Galatia 5:22-23)
-          Buah pelayanan (Filipi 1:22)
Sebagai pelayan Kristus kita dituntut untuk memberi buah yang baik, agar bisa dinikmati oleh semua orang dan semuanya diberkati.

# Amin #


            Pembicara : Sarah Lehima

Rabu, 17 September 2014

Renungan (Orang Kaya yang Bodoh)


Minggu, 14 September 2014



Lukas 12 : 13- 17
(Orang Kaya yang Bodoh)

13 Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku."
14  Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?"
15  Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
16  Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
17  Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
18  Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.
19  Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
20  Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
21  Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
           

Cara Memaknai Hidup

Ini bukanlah kisah nyata, tapi ini adalah sebuah perumpamaan yang Tuhan Yesus ambil untuk murid-muridNya pada saat seseorang datang dan mengadu kepada Tuhan Yesus, mengenai harta saudaranya yang ingin dimilikinya juga, sehingga Tuhan Yesus mengangkat perumpaman ini. Tapi setelah dilihat, perumpamaan ini tidak jauh berbeda dengan keadaan pada jaman sekarang. Dalam Perumpamaan ini, tertulis bahwa hidup ini adalah sia-sia. Pada ayat yang ke-20 “…Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kau sediakan, untuk siapakah itu nanti?


“Andai saya menjadi orang suci, pastilah itu untuk dunia kegelapan. Saya akan absen dari Surga untuk membagi cahaya bagi mereka yang mengalami kegelapan”
Artinya dia memaknai hidupnya untuk memberi cahaya bagi mereka yang hidup dalam kegelapan.
Memaknai kehidupan adalah hal yang penting, kehidupan kita didunia ini bukan kebetulan saja tapi itu ada rencana Allah.  Hidup kita bisa dibuat menjadi bermakna dibuat melalui 3 cara berdasarkan nats dalam kitab ini :

1.     Melalui apa yang kita berikan untuk hidup ini

Dalam ayat 17-19, menyatakan bahwa orang kaya yang bodoh ini memiliki sikap edonisme yaitu suka akan kesenangan. Kita bisa melihat pada jaman sekarang ini, banyak sekali koruptor dan mereka bukanlah orang miskin, tapi memiliki gaji yang besar tapi mereka masih saja mengambil uang yang bukan milik mereka. Dari kedua kisah ini, timbul sebuah pertanyaan “apa yang membedakan orang kaya yang bodoh dalam nats ini dengan para koruptor?” Yang membedakannya adalah orang kaya yang bodoh dalam nats ini bersenang-senang dengan hartanya sendiri tapi para koruptor bersenang-senang dengan harta orang lain.
Dalam alkitab mengatakan bahwa orang kaya yang bodoh dalam nats ini bersenang-senang dengan hartanya sendiri atau hasil dari kerjanya sendiri, tapi tetap saja Tuhan tidak menghendaki hal itu karena dia memiliki sifat yang tamak dan suka akan kesenangan dan itulah cara orang kaya yang terdapat dalam nats ini, untuk memaknai hidup yang diberikan Tuhan meskipun itu memang salah.
Bagaimana dengan diri kita dan cara kita untuk memaknai hidup yang telah diberikan Tuhan untuk kita?

2.     Melalui apa yang kita ambil dari hidup ini

Kita pastinya punya banyak pengalaman dalam kehidupan ini, entah yang baik maupun yang buruk.
Manakah yang kita ambil atau manakah yang kita pilih apakah yang baik atau yang buruk?

3.     Melalui apa yang kita berikan pada nasib yang kita bisa ubah

Apakah ada nasib yang tidak bisa diubah? Adalah kematian. Pada ayat 19-20, menyatakan bahwa kematian tidak dapat diubah karena semuanya diatur oleh Tuhan. Apapun rencana kita kedepan, kita ingin lakukan ini dan itu tapi jika tidak dikehendaki oleh Tuhan maka semuanya tidak akan jadi.
Apa yang kita harus perbuat untuk hidup ini? Lakukan sesuatu yang baik untuk hidup ini agar hidup kita menjadi bermakna untuk orang lain dan terutama untuk kemuliaan Tuhan.


Bunda Ariance Padamaley