Minggu,
14 September 2014
13 Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru,
katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku."
14 Tetapi Yesus berkata
kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau
pengantara atas kamu?"
15 Kata-Nya lagi kepada
mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab
walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari
pada kekayaannya itu."
16 Kemudian Ia mengatakan
kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya
berlimpah-limpah hasilnya.
17 Ia bertanya dalam
hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di
mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
18 Lalu katanya: Inilah
yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan
mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum
dan barang-barangku.
19 Sesudah itu aku akan
berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk
bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan
bersenang-senanglah!
20 Tetapi firman Allah
kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari
padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
21 Demikianlah jadinya
dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak
kaya di hadapan Allah."
Cara
Memaknai Hidup
Ini bukanlah kisah nyata, tapi
ini adalah sebuah perumpamaan yang Tuhan Yesus ambil untuk murid-muridNya pada
saat seseorang datang dan mengadu kepada Tuhan Yesus, mengenai harta saudaranya
yang ingin dimilikinya juga, sehingga Tuhan Yesus mengangkat perumpaman ini.
Tapi setelah dilihat, perumpamaan ini tidak jauh berbeda dengan keadaan pada
jaman sekarang. Dalam Perumpamaan ini, tertulis bahwa hidup ini adalah sia-sia.
Pada ayat yang ke-20 “…Hai engkau orang
bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah
kau sediakan, untuk siapakah itu nanti? ”
“Andai
saya menjadi orang suci, pastilah itu untuk dunia kegelapan. Saya akan absen
dari Surga untuk membagi cahaya bagi mereka yang mengalami kegelapan”
Artinya dia memaknai hidupnya
untuk memberi cahaya bagi mereka yang hidup dalam kegelapan.
Memaknai kehidupan adalah hal
yang penting, kehidupan kita didunia ini bukan kebetulan saja tapi itu ada
rencana Allah. Hidup kita bisa dibuat menjadi
bermakna dibuat melalui 3 cara berdasarkan nats dalam kitab ini :
1.
Melalui
apa yang kita berikan untuk hidup ini
Dalam
ayat 17-19, menyatakan bahwa orang kaya yang bodoh ini memiliki sikap edonisme
yaitu suka akan kesenangan. Kita bisa melihat pada jaman sekarang ini, banyak
sekali koruptor dan mereka bukanlah orang miskin, tapi memiliki gaji yang besar
tapi mereka masih saja mengambil uang yang bukan milik mereka. Dari kedua kisah
ini, timbul sebuah pertanyaan “apa yang
membedakan orang kaya yang bodoh dalam nats ini dengan para koruptor?” Yang
membedakannya adalah orang kaya yang
bodoh dalam nats ini bersenang-senang dengan hartanya sendiri tapi para
koruptor bersenang-senang dengan harta orang lain.
Dalam
alkitab mengatakan bahwa orang kaya yang bodoh dalam nats ini bersenang-senang
dengan hartanya sendiri atau hasil dari kerjanya sendiri, tapi tetap saja Tuhan
tidak menghendaki hal itu karena dia memiliki sifat yang tamak dan suka akan
kesenangan dan itulah cara orang kaya yang terdapat dalam nats ini, untuk
memaknai hidup yang diberikan Tuhan meskipun itu memang salah.
Bagaimana
dengan diri kita dan cara kita untuk memaknai hidup yang telah diberikan Tuhan
untuk kita?
2.
Melalui
apa yang kita ambil dari hidup ini
Kita pastinya punya banyak
pengalaman dalam kehidupan ini, entah yang baik maupun yang buruk.
Manakah yang kita ambil atau
manakah yang kita pilih apakah yang baik atau yang buruk?
3.
Melalui
apa yang kita berikan pada nasib yang kita bisa ubah
Apakah ada nasib yang tidak bisa
diubah? Adalah kematian. Pada ayat 19-20, menyatakan bahwa kematian tidak dapat
diubah karena semuanya diatur oleh Tuhan. Apapun rencana kita kedepan, kita
ingin lakukan ini dan itu tapi jika tidak dikehendaki oleh Tuhan maka semuanya
tidak akan jadi.
Apa yang kita harus perbuat untuk
hidup ini? Lakukan sesuatu yang baik untuk hidup ini agar hidup kita menjadi
bermakna untuk orang lain dan terutama untuk kemuliaan Tuhan.
Bunda Ariance Padamaley |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar