Senin, 22 September 2014

Renungan (Kekristenan Yang Benar)

Minggu, 21 September 2014



“ …sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah, …” (Kolose 1:10)

Kata “Kristen” sebutan untuk para pengikut Kristus atau bisa disebut juga orang-orang yang mengikuti teladan Kristus. Pada  saat sekarang ini, banyak orang mengaku bahwa mereka adalah orang Kristen, tapi tingkah laku dan perbuatan mereka jauh dari apa yang telah difirmankan oleh Tuhan.

Dalam ayat ini (Kolose 1 : 10) kita akan pelajari 3 ciri “Kekristenan Yang Benar” , yaitu :

1.       Hidup layak dan berkenan kepadaNya
”…sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal ,…” (Kolose 1:10a)
Mengapa kita harus hidup layak dihadapan Tuhan?
-          Karena kita berasal dari Allah
-          Karena kita telah ditebus dengan darah yang sangat mahal
-          Kristus telah menjadi penghubung antara manusia dengan Allah
Pada dasarnya kita semua adalah manusia yang berdosa tapi karena kasih dan pengorbananNya kita diselamatkan. Kita  ditebus dengan darah yang mahal, apa yang kita lakukan? Dalam firman ini dikatakan kita harus hidup layak dan berkenan kepada Tuhan.

2.       Bertumbuh dalam kebenaran akan Tuhan
“… dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah, …” (Kolose 1:10c)
Bertumbuh berarti adanya peningkatan dalam kehidupan Kristen. Bagaimana cara kita bertumbuh dalam Tuhan adalah kita harus selalu merenungkan Firman Tuhan dan setia pada pelayanan-pelayanan yang Tuhan sudah amanatkan kepada kita dari hal rohani kita dapat bertumbuh.

3.      Memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik
“… kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik…”
Kita harus mengedepankan Tuhan dalam segala pekerjaan kita. Dalam alkitab ada 4 buah yang harus dihasilkan oleh para pengikut Kristus, yaitu
-          Buah Pertobatan (Matius 3:8)
-          Buah  Kebaikan (Efesus 5:9)
-          Buah Roh Kudus (Galatia 5:22-23)
-          Buah pelayanan (Filipi 1:22)
Sebagai pelayan Kristus kita dituntut untuk memberi buah yang baik, agar bisa dinikmati oleh semua orang dan semuanya diberkati.

# Amin #


            Pembicara : Sarah Lehima

Rabu, 17 September 2014

Renungan (Orang Kaya yang Bodoh)


Minggu, 14 September 2014



Lukas 12 : 13- 17
(Orang Kaya yang Bodoh)

13 Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku."
14  Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?"
15  Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
16  Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
17  Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
18  Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.
19  Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
20  Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
21  Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
           

Cara Memaknai Hidup

Ini bukanlah kisah nyata, tapi ini adalah sebuah perumpamaan yang Tuhan Yesus ambil untuk murid-muridNya pada saat seseorang datang dan mengadu kepada Tuhan Yesus, mengenai harta saudaranya yang ingin dimilikinya juga, sehingga Tuhan Yesus mengangkat perumpaman ini. Tapi setelah dilihat, perumpamaan ini tidak jauh berbeda dengan keadaan pada jaman sekarang. Dalam Perumpamaan ini, tertulis bahwa hidup ini adalah sia-sia. Pada ayat yang ke-20 “…Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kau sediakan, untuk siapakah itu nanti?


“Andai saya menjadi orang suci, pastilah itu untuk dunia kegelapan. Saya akan absen dari Surga untuk membagi cahaya bagi mereka yang mengalami kegelapan”
Artinya dia memaknai hidupnya untuk memberi cahaya bagi mereka yang hidup dalam kegelapan.
Memaknai kehidupan adalah hal yang penting, kehidupan kita didunia ini bukan kebetulan saja tapi itu ada rencana Allah.  Hidup kita bisa dibuat menjadi bermakna dibuat melalui 3 cara berdasarkan nats dalam kitab ini :

1.     Melalui apa yang kita berikan untuk hidup ini

Dalam ayat 17-19, menyatakan bahwa orang kaya yang bodoh ini memiliki sikap edonisme yaitu suka akan kesenangan. Kita bisa melihat pada jaman sekarang ini, banyak sekali koruptor dan mereka bukanlah orang miskin, tapi memiliki gaji yang besar tapi mereka masih saja mengambil uang yang bukan milik mereka. Dari kedua kisah ini, timbul sebuah pertanyaan “apa yang membedakan orang kaya yang bodoh dalam nats ini dengan para koruptor?” Yang membedakannya adalah orang kaya yang bodoh dalam nats ini bersenang-senang dengan hartanya sendiri tapi para koruptor bersenang-senang dengan harta orang lain.
Dalam alkitab mengatakan bahwa orang kaya yang bodoh dalam nats ini bersenang-senang dengan hartanya sendiri atau hasil dari kerjanya sendiri, tapi tetap saja Tuhan tidak menghendaki hal itu karena dia memiliki sifat yang tamak dan suka akan kesenangan dan itulah cara orang kaya yang terdapat dalam nats ini, untuk memaknai hidup yang diberikan Tuhan meskipun itu memang salah.
Bagaimana dengan diri kita dan cara kita untuk memaknai hidup yang telah diberikan Tuhan untuk kita?

2.     Melalui apa yang kita ambil dari hidup ini

Kita pastinya punya banyak pengalaman dalam kehidupan ini, entah yang baik maupun yang buruk.
Manakah yang kita ambil atau manakah yang kita pilih apakah yang baik atau yang buruk?

3.     Melalui apa yang kita berikan pada nasib yang kita bisa ubah

Apakah ada nasib yang tidak bisa diubah? Adalah kematian. Pada ayat 19-20, menyatakan bahwa kematian tidak dapat diubah karena semuanya diatur oleh Tuhan. Apapun rencana kita kedepan, kita ingin lakukan ini dan itu tapi jika tidak dikehendaki oleh Tuhan maka semuanya tidak akan jadi.
Apa yang kita harus perbuat untuk hidup ini? Lakukan sesuatu yang baik untuk hidup ini agar hidup kita menjadi bermakna untuk orang lain dan terutama untuk kemuliaan Tuhan.


Bunda Ariance Padamaley