Minggu, 22 Maret 2015

Kisah Inspirasi (Wong Sugi)

Kekuatan di hidupku
Ku dapat dalam Yesus
Dia tak pernah tinggalkanku
Setia menopangku
Berseru, berharap dalam Yesus

Reff:

Ajaib kau Tuhan, penuh kuasa
Sanggup pulihkan keadaanku
Dalam tangan-Mu, s'luruh hidupku
Tak akan goyah selamanya 


Syalom saudara-saudari yang Tuhan saya kasihi dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus. Mungkin kalian pernah mendengar pujian diatas. Bersyukur pada Tuhan kita Yesus Kristus yang telah memberikan kesempatan bagi kami Jemaat GKII Eklesia Sikumana – Kupang(Nusa Tenggara Timur) mendengarkan kesaksian yang sangat luar bisa dari kuasa pujian tersebut.

Pak Wong Sugi adalah seorang hamba Tuhan dari Medan, beliau sangat diberkati oleh pujian tersebut. Ia datang ke Kupang bersama TIM Medis dari Hongkong untuk melakukan pelayanan di Kota Kupang. Banyak pengalaman hidup serta kesulitan yang ia alami. Ia hidup dalam lingkungan kehidupan keluarga yang bercukupan dan ia juga sangat pintar. Sejak kecil ia sudah bisa menghasilkan uang sendiri dan ia selalu mendapat beasiswa hingga ia mendapat gelar master. Ia juga mendapat lulusan terbaik dan termuda dan menjadi peringkat ke-7 sebagai seorang berprestasi di seluruh Indonesia. Keadaan itu membuat ia sombong, ditambah lagi ia mendapat gaji yang sangat besar dari pekerjaannya di perkebunan kelapa sawit yaitu $ 5000 atau sekitar 60an juta rupiah perbulan. Pada saat Tuhan memanggil dia untuk melayani, ia meninggalkan semuanya dan terus melakukan pelayanan.

Suatu ketika cobaan yang sangat besar datang menghampirinya. Kakinya terasa sakit dan saat diperiksa di rumah sakit ternyata ia divonis terkena kanker tulang staduim 4 dan hidupnya tinggal 3 bulan lagi. Dengan perasaan yang tidak percaya ia pergi ke rumah sakit yang lain tapi ia tetap saja mendengar hal yang sama. Ia terus mencoba dengan pergi memeriksanya ke rumah sakit di Malaysia namun sayang jawaban yang sama yang ia dengar dan hidupnya tinggal 2 bulan lagi. Ia pun pergi ke Singapura untuk memeriksa dan hal yang sama ia dapati. Mendengar kabar itu, temannya yang berada di Australia menyuruhnya kesana karena ada seorang dokter di sana yang melakukan pelayanan sosial. Tapi ia hanya bisa menjawab : “saya tidak bisa kesana karena uang saya sudah habis”. Namun berkat Tuhan selalu ada untuk orang yang berharap dan bersandar padaNya. Temannya mengirim tiket agar ia bisa pergi ke Australia.

Tinggal 28 hari lagi sisa hidupnya, itu waktu yang dihitungnya saat ia sampai di Australia. Disana ia hanya duduk diatas kursi roda karena penyakitnya yang sudah semakin parah. Dalam kegelisahan ia terus merenung dan suara Tuhan bertanya dalam hatinya. “Apa yang sering kamu katakan kepada orang-orang sakit yang kamu layani?”. Ia menjawab : “ Teruslah berdoa, bersabar dan mengucap syukur senantiasa”. Tuhan berkata : “kalau begitu ucapkan kata-kata itu untuk dirimu sendiri”. Ia merasa hal tersebut sangat sulit ia lakukan. Dengan keadaan seperti itu juga ia menyadari bahwa, terlalu mudah mengatakan kata-kata penghiburan pada orang lain tapi saat kita mengalami penderitaan kata-kata itu sulit kita ucapkan untuk diri sendiri. Suatu ketika ia merasa kakinya sangat terasa sakit seperti ada yang memutar kakinya dan dalam kesakitan itu ia hanya bisa berseru “BAPA, ENGKAU SANGAT BAIK”. Dan hal itu ia menyadari bahwa ia sedang bersyukur dengan masalah yang ia alami saat itu. Ia pun merasakan lawatan Tuhan yang sangat luar biasa. Ketika ia diperiksa kembali oleh dokter disana ia dinyatakan negatif dari penyakit yang ia alami. Dokter yang merawatnya di Australia pun merasa heran dengan hal ini, mereka berpikir bahwa Pak Wong Sugi melakukan praktek okultisme agar memindahkan penyakitnya ke hewan atau hal lainnya. Karena Pak Wong Sugi bisa sembuh hanya dalam 3 hari pada saat ia dirawat di Australia. Tapi ia hanya bisa berkata bahwa “YESUS yang menyembuhkan dan YESUSlah yang saya sembah”. Dokter yang merawatnya pun bertobat dan kini mereka menjadi pelayan-pelayan Tuhan dan melakukan pelayanan medis diseluruh dunia tanpa menerima uang satu sen pun.

Setelah ia kembali ke Indonesia, ia pergi ke Bali dan ditemani suara gelombang laut, ia berjalan di pinggir pantai sambil merenungkan kasih Tuhan dan pada saat itu pula ia mendengakan simfoni lagu tersebut.

Ia berkata bahwa “kita boleh mencari uang sebanyak-banyaknya tapi jangan gila harta”

Motto :
Masalah ku biasa-biasa saja, tapi YESUSKU LUAR BIASA



TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar