Minggu, 01 Februari 2015
(Yesaya 32: 9-20)
Peringatan Kepada
Perempuan-Perempuan Yerusalem
9 Hai
perempuan-perempuan yang hidup aman, bangunlah, dengarkanlah suaraku, hai
anak-anak perempuan yang hidup tenteram, perhatikanlah perkataanku!
10 Dalam waktu setahun lebih kamu akan gemetar,
hai orang-orang yang hidup tenteram, sebab panen buah anggur sudah habis
binasa, dan panen buah-buah lain juga tidak ada.
11 Gentarlah,
hai perempuan-perempuan yang hidup aman, gemetarlah, hai perempuan-perempuan
yang hidup tenteram, tanggalkanlah dan bukalah pakaianmu, kenakanlah kain
kabung pada pinggangmu!
12 Ratapilah ladangmu yang permai, dan pohon
anggurmu yang selalu berbuah lebat,
13 ratapilah tanah bangsaku yang ditumbuhi semak
duri dan puteri malu, bahkan juga segala rumahmu tempat bergirang-girang di
kota yang penuh keriaan.
14 Sebab purimu
sudah ditinggalkan dan keramaian kotamu sudah berubah menjadi kesepian. Bukit
dan Menara sudah menjadi tanah rata untuk selama-lamanya, menjadi tempat
kegirangan bagi keledai hutan dan tempat makan rumput bagi kawanan binatang.
15 Sampai dicurahkan kepada kita Roh dari atas:
Maka padang gurun akan menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu
akan dianggap hutan.
16 Di padang gurun selalu akan berlaku keadilan
dan di kebun buah-buahan akan tetap ada kebenaran.
17 Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh
damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk
selama-lamanya.
18 Bangsaku akan diam di tempat yang damai, di
tempat tinggal yang tenteram di tempat peristirahatan yang aman.
19 Hutan akan runtuh seluruhnya dan kota akan
direndahkan serendah-rendahnya
20 Berbahagialah kamu yang boleh menabur di
segala tempat di mana terdapat air, yang dapat membiarkan sapi dan keledainya
pergi ke mana-mana!
Damai Sejahtera
Dihati
Berbicara soal damai sejahtera, sering
kita kaitkan dengan kehidupan yang mewah, kekayaan atau hal-hal duniawi yang
membuat hati kita senang. Dalam alkitab ini menyatakan bahwa Nabi Yesaya
menegur bangsa Israel yang pada saat itu hidup jauh dari kehendak ALLAH dan bahkan
mereka tidak menggingat ALLAH. Sehingga mereka kehilangan damai sejahtera
mereka karena bencana atau penderitaan yang menimpa kehidupan mereka (Ayat
10-11).
Pertanyaan bagi kita sekalian, bagaimana
cara kita mengembalikan damai sejahtera yang Tuhan sudah berikan kepada kita,
namun karena sifat angkuh dan mementingkan diri sendiri yang kita miliki
sehingga damai sejahtera itu hilang dari diri kita.
1. Harus Merendahkan Diri
Pada ayat 11
menyatakan bahwa saat bangsa Israel berada di puncak kejayaan mereka, mereka
melupakan ALLAH. Para wanita bersenang-senang sepanjang hari dan tidak pernah
mengingat ALLAH. Karena sikap mereka inilah yang mendatangkan bencana untuk
dalam kehidupan mereka yaitu ladang-ladang mereka menjadi kering dan penuh
dengan semak duri (ayat 12-14). Hal yang pertama yang harus dilakukan agar
dapat mengembalikan damai sejahtera adalah dengan merendahkan diri. Mereka
harus merendahkan diri mereka dan mengakui Tuhan sebagai sumber segala berkat.
Maka Tuhan akan mengembalikan ladang-ladang mereka yang telah rusak menjadi
baik. Dan apabila mereka tidak merendahkan diri akan ada penderitaan yang
sangat luar biasa.
Begitu pula dengan diri kita, terkadang kita sering
memegahkan diri kita bahkan hanya mau mengandalkan kemampuan kita. Tidak hanya
itu, kita juga sering melupakan Tuhan pada saat kita senang. Tapi semuanya itu
akan membawa kita jauh dari Tuhan dan kita akan kehilangan damai sejahtera.
Oleh karena itu, kita perlu mengingat bahwa semua yang kita peroleh dan semua
yang ada di dunia ini adalah semata-mata anugerah Tuhan.
2. Hidup Dalam Kebenaran
Dalam ayat 16-18
secara tersirat menyatakan bahwa “dimana ada kebenaran, disitu ada damai
sejahtera”. Kebenaran tidak hanya membuat kita menjadi damai tapi dapat
memperat hubungan kita dengan Tuhan. Damai sejahtera yang berasal dari Tuhan
tidak bisa dibandingkan dengan kekayaan kita atau semua kemewahan yang ada
didunia ini. Damai sejahtera yang lahir dari hati maka akan menjadi berkat
untuk kita semua. Dalam kitab ini juga mencatat bahwa damai sejahtera mereka
sangat jauh tapi Tuhan berjanji untuk selalu memberkati umatNya (Ayat 20).
#Amin#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar