Senin, 02 Februari 2015

Renungan (Damai Sejahtera Dihati)

Minggu, 01 Februari 2015


(Yesaya 32: 9-20)
Peringatan Kepada Perempuan-Perempuan Yerusalem

9  Hai perempuan-perempuan yang hidup aman, bangunlah, dengarkanlah suaraku, hai anak-anak perempuan yang hidup tenteram, perhatikanlah perkataanku!
10  Dalam waktu setahun lebih kamu akan gemetar, hai orang-orang yang hidup tenteram, sebab panen buah anggur sudah habis binasa, dan panen buah-buah lain juga tidak ada.
11  Gentarlah, hai perempuan-perempuan yang hidup aman, gemetarlah, hai perempuan-perempuan yang hidup tenteram, tanggalkanlah dan bukalah pakaianmu, kenakanlah kain kabung pada pinggangmu!
12  Ratapilah ladangmu yang permai, dan pohon anggurmu yang selalu berbuah lebat,
13  ratapilah tanah bangsaku yang ditumbuhi semak duri dan puteri malu, bahkan juga segala rumahmu tempat bergirang-girang di kota yang penuh keriaan.
14  Sebab purimu sudah ditinggalkan dan keramaian kotamu sudah berubah menjadi kesepian. Bukit dan Menara sudah menjadi tanah rata untuk selama-lamanya, menjadi tempat kegirangan bagi keledai hutan dan tempat makan rumput bagi kawanan binatang.
15  Sampai dicurahkan kepada kita Roh dari atas: Maka padang gurun akan menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan.
16  Di padang gurun selalu akan berlaku keadilan dan di kebun buah-buahan akan tetap ada kebenaran.
17  Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.
18  Bangsaku akan diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang tenteram di tempat peristirahatan yang aman.
19  Hutan akan runtuh seluruhnya dan kota akan direndahkan serendah-rendahnya
20  Berbahagialah kamu yang boleh menabur di segala tempat di mana terdapat air, yang dapat membiarkan sapi dan keledainya pergi ke mana-mana!



Damai Sejahtera Dihati

Berbicara soal damai sejahtera, sering kita kaitkan dengan kehidupan yang mewah, kekayaan atau hal-hal duniawi yang membuat hati kita senang. Dalam alkitab ini menyatakan bahwa Nabi Yesaya menegur bangsa Israel yang pada saat itu hidup jauh dari kehendak ALLAH dan bahkan mereka tidak menggingat ALLAH. Sehingga mereka kehilangan damai sejahtera mereka karena bencana atau penderitaan yang menimpa kehidupan mereka (Ayat 10-11).

Pertanyaan bagi kita sekalian, bagaimana cara kita mengembalikan damai sejahtera yang Tuhan sudah berikan kepada kita, namun karena sifat angkuh dan mementingkan diri sendiri yang kita miliki sehingga damai sejahtera itu hilang dari diri kita.

1.      Harus Merendahkan Diri

Pada ayat 11 menyatakan bahwa saat bangsa Israel berada di puncak kejayaan mereka, mereka melupakan ALLAH. Para wanita bersenang-senang sepanjang hari dan tidak pernah mengingat ALLAH. Karena sikap mereka inilah yang mendatangkan bencana untuk dalam kehidupan mereka yaitu ladang-ladang mereka menjadi kering dan penuh dengan semak duri (ayat 12-14). Hal yang pertama yang harus dilakukan agar dapat mengembalikan damai sejahtera adalah dengan merendahkan diri. Mereka harus merendahkan diri mereka dan mengakui Tuhan sebagai sumber segala berkat. Maka Tuhan akan mengembalikan ladang-ladang mereka yang telah rusak menjadi baik. Dan apabila mereka tidak merendahkan diri akan ada penderitaan yang sangat luar biasa. 

Begitu pula dengan diri kita, terkadang kita sering memegahkan diri kita bahkan hanya mau mengandalkan kemampuan kita. Tidak hanya itu, kita juga sering melupakan Tuhan pada saat kita senang. Tapi semuanya itu akan membawa kita jauh dari Tuhan dan kita akan kehilangan damai sejahtera. Oleh karena itu, kita perlu mengingat bahwa semua yang kita peroleh dan semua yang ada di dunia ini adalah semata-mata anugerah Tuhan.

2.      Hidup Dalam Kebenaran
Dalam ayat 16-18 secara tersirat menyatakan bahwa “dimana ada kebenaran, disitu ada damai sejahtera”. Kebenaran tidak hanya membuat kita menjadi damai tapi dapat memperat hubungan kita dengan Tuhan. Damai sejahtera yang berasal dari Tuhan tidak bisa dibandingkan dengan kekayaan kita atau semua kemewahan yang ada didunia ini. Damai sejahtera yang lahir dari hati maka akan menjadi berkat untuk kita semua. Dalam kitab ini juga mencatat bahwa damai sejahtera mereka sangat jauh tapi Tuhan berjanji untuk selalu memberkati umatNya (Ayat 20).

#Amin#





Tidak ada komentar:

Posting Komentar